INFO TERBARU

GALERI KESAKSIAN PEMAKAIAN PRODUK NASA

Tanaman Pangan







CARA CEPAT BUDIDAYA BANDENG DENGAN PRODUK NASA

Cara Cepat Membesarkan Bandeng sangat penting diketahui oleh para pelaku budidaya. Teknis Budidaya Bandeng tidak jauh berbeda dengan teknis budidaya ikan pada umumnya.  Bandeng termasuk golongan ikan herbivora , yaitu bangsa ikan yang mengkonsumsi tumbuhan. Mampu mencapai berat rata-rata 0,6 kg pada usia 5 – 6 bulan dengan pemeliharaan yang intensif.




Teknis pembesaran bandeng meliputi beberapa hal, yaitu : 

Persiapan Lahan .

Persiapan lahan merupakan tahap yang sangat penting karena bisa menentukan keberhasilan budidaya,  kegiatan yang dilakukan selama persiapan lahan adalah : 
  • Pencangkulan dan pembalikan tanah. Bertujuan untuk membebaskan senyawa dan gas beracun sisa budidaya hasil dekomposisi bahan organik baik dari pakan maupun dari kotoran. Selain itu dengan menjadi gemburnya tanah, aerasi akan berjalan dengan baik sehingga kesuburan lahan akan meningkat.
  • Pengapuran. Selama budidaya, ikan memerlukan kondisi keasaman yang stabil yaitu pada pH 7 – 8. Untuk mengembalikan keasaman tanah pada kondisi tersebut, dilakukan pengapuran karena penimbunan dan pembusukan bahan organik selama budidaya sebelumnya menurunkan pH tanah. Pengapuran juga menyebabkan bakteri dan jamur pembawa penyakit mati karena sulit dapat hidup pada pH tersebut. Pengapuran dengan kapur tohor, dolomit atau zeolit dengan dosis 1 TON /ha atau 10 kg/100 m2.
  • Pemupukan. Fungsi utama pemupukan adalah memberikan unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan pakan alami, memperbaiki struktur tanah dan menghambat peresapan air pada tanah-tanah yang tidak kedap air (porous). Pempupukan bisa menggunakan pupuk Urea dan TSP untuk menumbuhkan pakan alaminya. Selain itu Penggunaan TON untuk pemupukan tanah dasar kolam sangat tepat, karena TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, dan asam-asam organik utama memberikan bahan-bahan yang diperlukan untuk peningkatan kesuburan lahan dan pertumbuhan plankton. Fungsi yang penting lagi adalah TON  mampu menghilangkan bahan kimia dari pupuk kimia yeng menyebabkan tanah dasar tambak menjadi keras.  Dosis pemupukan TON adalah pada tahap pengolahan ini adalah 10  botol/ha atau 25 gr/100 m2.
Pengelolaan air. 
Setelah dilakukan pemupukan dengan TON, air dimasukkan hingga setinggi 10 – 20 cm kemudian dibiarkan beberapa hari, untuk menumbuhkan bibit-bibit plankton. Setelah itu  Air dimasukkan hingga setinggi 80 cm atau menyesuaikan dengan kedalaman kolam.
Penebaran Nener.

Setelah plankton tumbuh (warna air hijau) dan kecerahan sedalam 30 – 40 cm, nener dimasukkan  ke kolam pembesaran dengan hati-hati dengan adaptasi terhadap lingkungan yang baru.
Pemberian Pakan.

 Sesuai dengan sifat bandeng yang termasuk hewan herbivore, maka ikan ini suka memakan tumbuh-tumbuhan yang ada di kolam. Tumbuhan yang disukai bandeng adalah lumut, ganggang dan klekap. Untuk mempercepat pertumbuhan, perlu pakan buatan pabrik, dengan standar nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh optimal dengan kadar protein minimal 25 – 28 %. Sebagai hewan herbivora, unsur tumbuhan dalam pakan memang sangat penting,. Oleh karena itu, sebaiknya bahan baku unsur protein harus didominasi dari sumber tumbuhan atau nabati dari tepung kedelai atau bungkil kacang tanah. Sebagai acuan pemberian pakan adalah : Jumlah pakan 5 – 7% dari berat badan. Waktu pemberian 3 – 5 kali sehari.
Penambahan VITERNA Plus dan POC NASA pada pakan buatan merupakan pilihan yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh bandeng. VITERNA Plus dan POC NASA mengandung mineral-mineral penting, protein, lemak dan vitamin akan menambah kandungan nutrisi pakan.
Cara pemakaian VETERNA Plus dan POC NASA adalah, kedua produk dioplos menjadi satu, kemudian diberikan ke ikan dengan cara dicampur pakan dengan dosis 1 tutup botol oplosan per 3 kg pakan. Untuk meratakan pencampuran, sebaiknya 1 tutup botol oplosan produk tersebut ditambah dengan ½ liter air. Pemberian pakan dengan menyebarkan secara merata pada seluruh areal kolam, agar seluruh bandeng dapat pakan. 

Pengendalian hama dan Penyakit. 

  1. Penyakit penting yang sering menyerang bandeng adalah : Pembusukan sirip, disebabkan oleh bakteri. Gejalanya sirip membusuk dari bagian tepi.
  2. Vibriosis. Disebabkan oleh bakteri Vibriosis sp , gejalanya nafsu makan turun, pembusukan sirip, dan bagian perut bengkak oleh cairan.
  3. Penyakit oleh Protozoa. Gejalanya nafsu makan hilang, mata buta, sisik terkelupas, insang rusak, banyak berlendir. 
  4. Penyakit oleh cacing renik. Sering disebabkan oleh cacing Diploctanum yang menyerang bagian insang sehingga menjadi pucat dan berlendir.
Penyakit dari bakteri, parasit dan jamur disebabkan lingkungan yang buruk, dan penurunan daya tahan tubuh ikan. Penurunan kualitas lingkungan disebabkan oleh tingginya timbunan bahan organik dan pencemaran lingkungan dari aliran sungai.. Bahan organik dan kotoran akan membusuk dan manghasilkan gas-gas yang berbahaya. Ketahanan tubuh ikan ditentukan konsumsi nutrisinya. Maka cara pengendalian penyakit harus menitikberatkan pada kedua faktor tersebut.
Untuk menjaga kualitas kualitas lingkungan dapat dilakukan perlakuan TON dengan dosis 5 botol/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100 m2 tiap 20 hari sekali. Selain itu juga dengan pemberian PROBIOTIK TANGGUH yang mengandung berbagai bakteri pengurai yang penting, sehingga kualitas air dapat terjaga selama budidaya. Kombinasi kedua Produk tersebut akan menghasilkan pertumbuhan pakan alamai yang baik dan kualitas air terjaga selama budidaya.


Untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dalam jumlah yang ideal, perlu diberikan pakan dengan standar protein yang sesuai serta dengan penambahan/pencampuran VITERNA Plus dan POC NASA pada pakan buatan. VITERNA Plus dan POC NASA dengan kandungan mineral-mineral penting, vitamin, asam organic, protein dan lemak akan menambah dan melengkapi nutrisi pakan, sehingga ketahanan tubuh untuk hidup dan berkembang selalu tercukupi. Hasil akhirnya adalah bandeng tetap sehat, pertumbuhan cepat dan hasil panen meningkat. Demikian Cara Cepat Budidaya Bandeng dengan Produk NASA.

CARA BUDIDAYA KEDELAI MENGGUNAKAN PRODUK NASA

Cara budidaya Kedelai sangat penting untuk dikuasai oleh petani, hal ini disebabkan Kedelai masih import dari negara lain.
SYARAT TUMBUH
Tanaman kedelai dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah asal drainase (tata air) dan aerasi (tata udara) tanah cukup baik, curah hujan 100-400 mm/bulan, suhu udara 230C - 300C, kelembaban 60% - 70%, pH tanah 5,8 - 7 dan ketinggian < 600 m dpl.



PENGOLAHAN TANAH
Dalam pedoman cara budidaya kedelai dengan produk NASA yang pertama dilakukan adalah Tanah dibajak, digaru dan diratakan Sisa-sisa gulma dibenamkan Buat saluran air dengan jarak sekitar 3-4 m Tanah dikeringanginkan tiga minggu baru ditanami Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 1 botol (500 cc) POC NASA diencerkan dengan air secukupnya untuk setiap 1000 m² (10 botol/ha). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPERNASA, cara penggunaannya sebagai berikut : Alternatif 1 = 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan. Alternatif 2 = setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPERNASA untuk menyiram 5-10 meter bedengan.

PENANAMAN
Yang pertama dilakukan dalam cara budidaya kedelai adalah perendaman  benih dalam POC NASA dosis 2 cc / liter selama 15-30 menit dan dicampur Legin (Rhizobium ) untuk tanah yang belum pernah ditanami kedelai Buat jarak tanam antar tugalan berukuran 30 x 20 cm, 25 x 25 cm atau 20 x 20 cm Buat lubang tugal sedalam 5 cm dan masukkan biji 2-3 per STutup benih dengan tanah gembur dan tanpa dipadatkan Waktu tanam yang baik akhir musim hujan

PENJARANGAN & PENYULAMAN
Kedelai mulai tumbuh kira-kira umur 5-6 hari, benih yang tidak tumbuh diganti atau disulam dengan benih baru yang akan lebih baik jika dicampur Legin. Penyulaman sebaiknya sore hari.

PENYIANGAN
Penyiangan pertama umur 2-3 minggu, ke-2 pada saat tanaman selesai berbunga (sekitar 6 minggu setelah tanam). Penyiangan ke-2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2.

PEMBUBUNAN
Pembubunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan menjadi tempat penyakit yang berbahaya.

PEMUPUKAN
Waktu dan Dosis Pupuk Makro.
•    2 Minggu Setelah Tanam Urea 50 kg,  SP-36 40 kg, KCl 20 kg,
•    6 Minggu Setelah Tanam 30 20 40 Total 80 kg 60 kg 60 kg
Dosis pupuk yang digunakan sangat tergantung pada jenis lahan dan kondisi tanah.  Dosis bisa sesuai petunjuk PPL / Dinas Pertanian setempat

Dosis pemupukan pupuk nasa
•    Pada awal tanam, taburkan POP SUPERNASA (250 gram) untuk 500 m² - 1000m² .
•    POC NASA diberikan 2 minggu sekali semenjak tanaman berumur 2 minggu, dengan cara disemprotkan ( 4 - 8 tutup POC NASA/tangki). Kebutuhan total POC NASA untuk pemeliharaan 1-2 botol per 1000 m² (10 - 20 botol/ha). Akan lebih bagus jika penggunaan POC NASA ditambahkan HORMONIK (3 - 4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK/tangki). Pada saat tanaman berbunga tidak dilakukan penyemprotan, karena dapat mengganggu penyerbukan, akan lebih aman jika disiramkan.


PENGAIRAN DAN PENYIRAMAN

Dalam cara budidaya Kedelai harus diciptakan kondisi tanah yang lembab tetapi tidak becek. Kondisi seperti ini dibutuhkan sejak benih ditanam hingga pengisian polong. Saat menjelang panen, tanah sebaiknya dalam keadaan kering.

PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT 

Terdapat beberapa hama dan penyakit yang mengganggu dalam Cara budidaya kediali ini, diantaranya adalah :
1.   Aphis glycine Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga dan polong. Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat. Pengendalian :
•    Jangan tanam tanaman inang seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacang-kacangan;
•    Buang bagian tanaman terserang dan bakar,
•    Gunakan musuh alami (predator maupun parasit);
•    Semprot Natural BVR atau PESTONA atau PENTANA+ AERO dilakukan pada permukaan daun bagian bawah. 

2. Kumbang daun tembukur (Phaedonia inclusa) Bertubuh kecil, hitam bergaris kuning. Bertelur pada permukaan daun. Gejala: larva dan kumbang memakan daun, bunga, pucuk, polong muda, bahkan seluruh tanaman. Pengendalian: penyemprotan PESTONA 

3. Ulat polong (Ettiela zinchenella) Gejala: pada buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong bagian luar berubah warna, di dalam polong terdapat kotoran ulat. Pencegahan: tanam tepat waktu, semprot PESTONA atau PENTANA + AERO 

4. Kepik polong (Riptortis lincearis) Gejala: polong bercak-bercak hitam dan hampa. Pencegahan semprot PESTONA 

5. Lalat kacang (Ophiomyia phaseoli) Menyerang tanaman muda yang baru tumbuh. Pengendalian : Saat benih ditanam, tanah diberi POC NASA, kemudian setelah benih ditanam, tanah ditutup dengan jerami . Satu minggu setelah benih menjadi kecambah dilakukan penyemprotan dengan PESTONA. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan

6. Kepik hijau (Nezara viridula) Pagi hari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong, memakan polong dan bertelur. Gejala: polong dan biji mengempis serta kering. Biji bagian dalam atau kulit polong berbintik coklat. Pencegahan semprot PESTONA atau PENTANA + AERO 

7. Ulat grayak (Spodoptera litura) Gejala : kerusakan pada daun, ulat hidup bergerombol, memakan daun, dan berpencar mencari rumpun lain. Pengendalian : (1) dengan cara sanitasi; (2) disemprotkan pada sore/malam hari (saat ulat menyerang tanaman) beberapa Natural VITURA. 

8. Penyakit Layu Bakteri (Pseudomonas sp.) Gejala : layu mendadak bila kelembaban terlalu tinggi dan jarak tanam rapat. Pengendalian : Varietas tahan layu, sanitasi kebun, dan pergiliran tanaman. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO 

9. Penyakit layu (Jamur tanah : Sclerotium Rolfsii) Penyakit ini menyerang tanaman umur 2-3 minggu, saat udara lembab, dan tanaman berjarak tanam pendek. Gejala : daun sedikit demi sedikit layu, menguning. Penularan melalui tanah dan irigasi. Pengendalian; tanam varietas tahan dan tebarkan Natural GLIO sebelum l tanam sebagai pencegahan 

10.Anthraknose (Colletotrichum glycine) Gejala: daun dan polong bintik-bintik kecil berwarna hitam, daun yang paling rendah rontok, polong muda yang terserang hama menjadi kosong dan isi polong tua menjadi kerdil. Pengendalian : (1) perhatikan pola pergiliran tanam yang tepat; (2) Pencegahan di awal dengan Natural GLIO 

11. Penyakit karat (Cendawan Phakospora phachyrizi) Gejala: daun tampak bercak dan bintik coklat. Pengendalian: (1) cara menanam kedelai yang tahan terhadap penyakit; (2) semprotkan Natural GLIO + gula pasir sedikit. 12. Busuk batang (Cendawan Phytium Sp) Gejala : batang menguning kecoklat-coklatan dan basah, kemudian membusuk dan mati. Pengendalian : (1) memperbaiki drainase lahan; (2) Tebarkan Natural GLIO di awal

PANEN DAN PASCA PANEN

Lakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning, tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah kelihatan tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul. Perlu diperhatikan, kedelai sebagai bahan konsumsi dipetik pada usia 75 - 100 hari, sedangkan untuk benih umur 100 - 110 hari, agar kemasakan biji betul-betul sempurna dan merata. Setelah pemungutan selesai, seluruh hasil panen hendaknya segera dijemur. Biji yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung dan dipasarkan atau disimpan.
Demikian petunjuka Cara Budidaya Kedelai dengan Teknologi NASA